Monday, February 20, 2006

Monyet dan ikan

Ada seekor monyet bersahabat dengan seekor ikan di kolam. Suatu hari saat terjadi banjir besar, sang monyet panik dan langsung naik ke atas pohon. Sesampainya di atas, ia teringat akan sahabatnya, sang ikan. Ia pun lantas turun kembali dan mengambil sang ikan dan membawanya naik ke atas pohon. Saat banjir sudah reda, sang ikan pun mati.

Begitulah kalau kita menetapkan standar kita sendiri kepada orang lain. Maksudnya sih baik, tetapi jika dilakukan dengan kebodohan, akibatnya fatal.

Bagaimana dengan RUU anti pornografi?

Kirain Dinda...

Aku pulang dari poliklinik afiat hendak menuju gramedia ekalos. Aku berjalan melewati trotoar depan kampus ke tempat angkot 01 bisa berhenti mengambil penumpang. Saat itu kulihat seorang gadis berjalan agak jauh di depanku. Dari belakang, perawakannya mirip sekali dengan temanku Dinda, anak tekling Trisakti. Rambutnya yang lurus, bodynya yang agak montok, kulitnya yang sedikit gelap, dan cara jalannya (which i barely know).

Tapi tak perlu kudekati untuk membuatku menyadari kalo itu bukan Dinda.

"Oh iya, Dinda kan pendeeek..."

Sorry ya, Dinda

Tuesday, February 14, 2006

Valentine tahun ini

Valentine gue tahun ini beda sama tahun-tahun sebelumnya. Kalo biasanya gue ngasih (maksudnya "ngirim") coklat ke cewe atau gue dikasih (bukan "dikirimin") coklat sama cewe atau dua-duanya,... tahun ini nggak.

Tapi valentine tahun ini gue justru merasa lebih puas dari tahun-tahun sebelumnya. Majalah dinding gereja, POW (Pepegete On da Wall),yang sempat vakum beberapa bulan karena masalah internal akhirnya bisa terbit kembali minggu lalu bertepatan dengan momen valentine. Tentu saja temanya valentine.

Masalah internalnya itu ya konflik antar kru. Lebih tepatnya lagi sih, konflik antara para kru dengan gue, sang pemred rese'. Akhirnya semuanya mengundurkan diri, mulai dari para author, layout & art team, sampai graphic designer-nya. Dari tujuh orang kru inti dan beberapa kontributor, yang tersisa hanya dua orang. Gue dan seorang author. Ditambah dengan satu orang yang bersedia masuk menjadi tim inti, dan dua orang kontributor, akhirnya mading edisi valentine jadi juga dalam waktu dua hari. Mulai dari pencarian bahan, penulisan, sampai didekor trus ditempel di papan mading PPGT. Hasilnya..., liat sendiri deh. Rada ngaco dikit, maklum terburu-buru.

Pada momen Valentine tahun ini di bulan Februari, bulan yang sama dengan hari ultah gue, semangat pelayanan gue sedang menyala-nyala. Entah sampai kapan...
Ultah gue tanggal 5 kemaren jadi titik tolaknya. Pokoknya tahun 2006 ini semua program kerja Komisi Minat dan Bakat harus terealisasi! Nggak bisa lagi kayak tahun kemaren, angin-anginan. Nggak ada lagi yang bisa dijadiin alasan. Soalnya kuliah semester ini "hanya" dua mata kuliah. Yaaah, walaupun gue harus mencari bahan penelitian, tapi setidaknya nggak direpotkan dengan kuliah dan praktikum.

Gue pengen semua program gue berjalan beres supaya posisi gue sebagai Koordinator komisi minat dan bakat "irreplaceable". Gue gak mau di kepengurusan mendatang gue dicalonkan jadi Ketua (umum) PPGT. Bukannya kepedean, tapi indikasinya udah lumayan jelas. Jadi ketua (umum) gak enak, man. Nggak terlibat langsung dengan program masing-masing komisi, karena masih membawahi ketua I dan ketua II, yang sebenarnya merupakan posisi yang nggak begitu penting, kayak makan gaji buta aja. Tetapi ketua malah yang paling bertanggung jawab terhadap kelangsungan kegiatan-kegiatan PPGT. Kalo ada apa-apa, yang duluan kena damprat ya si ketua. Belum lagi kalo rapat pertanggungjawaban program, yang kena penghakiman massal oleh para senior ya ketua. Senior di sini maksudnya mereka yang paling berpengalaman dalam organisasi, tapi sudah terlalu tua untuk duduk dalam kepengurusan inti. Penghakiman di sini maksudnya sih baik, penuh dengan nasehat. Tapi di kuping gue nggak terdengar seperti nasehat.

Begitulah..., posisi ketua di Persekutuan Pemuda Gereja Toraja di Depok merupakan kursi panas. Kursi panas di sini maksudnya gak ada yang tahan duduk lama-lama karena kursinya panas banget. Paling enak ya jadi koordinator komisi, entah itu komisi pelayanan, humas, dana, pengkaderan, atau pun minat dan bakat. Kalo anggota PPGT puas, pujian mengalir ke koordinator, baik pujian yang datang dari atas maupun dari bawah.

Ok, balik lagi ke hari Valentine. Barusan gue jalan di lorong jurusan, trus gue lihat dimana-mana ditempelin poster "Be my valentine? No way, it izn't in syariah!". Oh well, whateverlah...


Happy Valentine!