Thursday, January 17, 2008

Met dua bulan

Cerita ini ditulis dengan mengikuti gaya bicara Fania, yang sering menyelipkan kalimat bahasa inggris di setiap percakapannya.

Siang itu aku pergi ke rumah Fania untuk merayakan hari jadi kami yang sudah (baca: baru) dua bulan. Rencananya sih kami mau pergi jalan-jalan ke tempat selain mal. When I got there, things didn’t go according to plan. Kalo udah ketemuan di rumah, rasanya males banget keluar. So we decided to spend the afternoon at her house.

Sorenya, entah karena bosan di rumah atau karena ada gangguan dari Sophie (adiknya fania) yang baru pulang sekolah, kami pergi ke Pondok Indah Mall untuk sekedar nonton film Golden Compass di bioskop dan makan malam.

Masih ada waktu setengah jam dari saat kami membeli tiket sampai filmnya mulai diputar, jadi kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu keliling mal . Entah kenapa, banyak sekali keputusan mendadak hari itu ya? Anyway, i suddenly remembered a bookstore from which Fania bought me a simple yet wonderful Helen Exley giftbook. It was Kinokukiya. So, we decided to go there for a while.

Di kinokuniya, kami melihat-lihat benda-benda lucu yg sering dibeli sebagai hadiah. Dari sekian banyak barang, mataku sempat melihat benda yg terlihat seperti pajangan untuk ditaruh di meja atau bisa juga untuk digantung di dinding (another Helen Exley gift item! Helen Exley rules!!!). Di situ tertulis judul “To the Man I Love”, lalu diikuti dengan puisi yang aku sendiri tidak terlalu paham maknanya. When I showed it to her, she was like…. apa ya… kaget lalu tersenyum lebar gitu deh.

Sesudah melihat-lihat di bagian gift item itu , aku meneruskan melihat-lihat di bagian lain di dalam toko. Jadi untuk sementara, aku terpisah dengan Fania. Tak beberapa lama, tiba-tiba Fania datang menghampiriku dan langsung menggandengku sambil setengah memaksaku pergi keluar dari toko.

“Yank, ayo yank buruan keluar!”, begitu katanya.

Aku terang saja merasa kaget. Nggak ada gempa bumi nggak ada apa-apa, kok dia tahu-tahu ingin segera keluar? Sempat terlintas di pikiranku kalau Fania mungkin saja melihat salah seorang mantannya masuk ke dalam toko. Karena itu supaya aku tidak cemburu, atau mungkin karena ia tidak sudi bertemu dengan mantannya kembali (though I prefer the second possibility), ia buru-buru mengajakku keluar.

Di luar toko, aku bersiap-siap melontarkan seribu pertanyaan, like “what the hell is going on?”. Aku saat itu benar-benar menginginkan alasan yang masuk akal, because she’d taken away my precious time looking around.

Just when I was about to ask everything, she handed me over something blue and transparant. Hey, it was a kinokuniya plastic bag!

“What the hell??? Did she really buy me something from there???”, begitu pikirku.

Belum hilang rasa terkejutku, Fania langsung berkata::

“Ini untuk kamu. Met 2 bulan ya, sayang.”

Dengan sekilas, aku dapat melihat tulisan pada benda di balik plastik kinokuniya tersebut: To the Man I Love



(klik untuk memperbesar)

----------------------------------------------------------------------------------------------------
Makasih ya sayang. Met 2 bulan juga. I hope I can say this every month for the rest of my life. I love you.