Friday, July 08, 2005

Waroeng Podjok

Hari Selasa tanggal 5 Juli saya pergi ke London Beauty Center dengan sepupu saya, Alfie, untuk facial (metrosexual nih!!!). Sepulang facial, saya pergi ke pondok indah mall, yang hanya sekitar sekilo jaraknya, naik Bajaj bayar lima ribu. Di sana, kami nonton War of the World di bioskop 21.

Tunggu sebentar...

Sampai di sini kita hitung pendapatan dan pengeluaran saya:

Saya dikasih uang oleh nyokap sebesar 300 ribu. Seratus ribu sudah saya habiskan untuk facial dan bajaj. Tujuh puluh ribu untuk 2 tiket nonton, dan 30 ribu untuk popcorn dan minuman. Sisa seratus ribu.

Selesai menonton, kami berdua mulai mencari tempat makan. Hal pertama yang saya pertimbangkan adalah harga. Uang saya tinggal seratus ribu. Saya harus menyisakan sebesar kira-kira 40 ribu untuk naik taksi pulang. Karena itu, makan malam hanya bisa seharga kira-kira 60 ribu.

Ynag murah sih fastfood, tapi kami sudah bosan. Kebetulan kami sedang kangen-kangennya dengan masakan asli Indonesia yang berkualitas, karena itu kami berpikir untuk makan di Waroeng Podjok. Sebelum masuk ke dalam, kami memeriksa harga menu yang ditaruh di luar.

Gado-gado Rp. 15.000,-

Saya pikir, " wah, murah nih. Harga makanan yang lain kira-kira sama. Berdua paling banyak 50 ribu."

Saya memesan gado-gado dan es teh manis, sepupu saya pesan nasi gudeg dan teh susu.

"Gado-gadonya mau pake lontong atau nasi?"

"Pake lontong aja mbak!", jawabku.

Selesai makan, saya melihat harga yang tertera di bon: delapan puluh ribu lima ratus rupiah.

"What the....??? Mahal amat???"

Rupanya sepupu saya pesan nasi gudeg seharga 35 ribu. Tapi bukan itu yang membuat saya terkejut. Yang membuat saya agak berang, walaupun tidak saya perlihatkan di sana, adalah mereka juga men-charge lontong yang saya pesan seharga empat ribu lima ratus.

Berarti harga yang tertera di depan adalah harga gado-gado tanpa lontong!!!
Lucu banget!!! Tulis kek di depan kalau harga tersebut adalah harga tanpa lontong dan nasi. Daripada menipu costumer seperti ini.

Satu lagi. Selain tax, mereka juga membebankan service sebesar 6%. What the...???
Waelah, cuma mal pondok indah doank. Ini bukan restauran di Imperium Hotel kan???
Emangnya mereka kasih service sebagus apa sih???

Untung saja makanannya enak (banget). Tetap saja it's not worth it!
Untungnya lagi uang sepupu saya masih banyak jadinya bisa bantuin bayar naik taksi.

Tapi....., saya jadi pengen lagi makan di Waroeng Podjok. Di Plaza Senayan juga ada kan??? Dimana lagi yaaa???
Mmmm, yummy!

4 comments:

Nod-nya Tea said...

selagi gue baca dan terus baca, cuma satu yang ada di kepala gue.....kalo yang diajak bukan alfie gimana ya? kalo yang diajak gue gimana ya? bisa2 ga pulang huehehehehehehehehehehehe
you metroseksual? mana bisa dibilang metroseksual kalo cuma facial doang. mau jadi metroseksual? belajar dari atlit bola dulu sana..hehehehehee

ikram said...

Gila lu.
Kalo kebanyakan duit, subsidi gua ajah.. kaya dulu. Haha.

Anonymous said...

delapan puluh lima ribu? g***damn!! i feel lucky i dont live in jakarta...andre, kalo mau ke waroeng podjok, di bogor terdapat beberapa tempat pujasera..hehehe..met pl yee..

ikram said...

di plaza semanggi juga ada Ndre.
gua tadinya penasaran, pengen nyoba makan "masakan Indonesia"

tapi gara-gara inget lo dan tagihan yg super mahal lo itu, batal deh.

thx y.