ITALY
Sebegitu nafsukah Italia untuk menjuarai Piala Dunia, sampai-sampai:
-Bermain catenaccio, seolah-olah seperti bermain dengan 1 kiper, 1 pemain depan, dan 9 bek?
-Nggak berani mengurung pertahanan tim "hanya" sekelas Ukraina sekalipun?
-Bermain kasar sampai-sampai harus mendapat kartu merah melawan AS dan Australia?
-Grosso melakukan diving untuk mendapatkan hadiah penalti kemenangan melawan Australia di menit-menit terakhir?
-Sering jatuh, berakting "kelas piala Oscar", walaupun hanya disenggol sedikit?
-Materazzi memprovokasi Zidane dengan kalimat "anak pelacur teroris" agar terkena kartu merah?
-Mencari simpati dunia dengan kasus suap dan bunuh diri?
-------------------------------------------------------------------------------------
GERMANY
Terima Kasih, Klinsmann...
-Atas medali juara ke-tiga di Piala Konfederasi 2005 dan Piala Dunia 2006
-Atas permainan menyerang Jerman yang sangat menarik.
-Atas prestasi Lukas Podolski, yang meraih best young player.
-Atas prestasi Miroslav Klose, yang meraih top scorer
Semoga jaya di Piala Eropa Swiss 2008 dan Piala Dunia Afrika Selatan 2010 !
Best regards,
Fans kalian yang sedih, karena timnas Jerman tidak berhasil menjadi juara, sekaligus bangga, karena telah bangkit dari masa keterpurukan
-------------------------------------------------------------------------------------
Nonton Bareng
Gila banget! Pas final Piala Dunia, Citos penuh sesak dengan lautan manusia. Belum pernah gue lihat Citos serame ini. Padahal waktu semifinal antara Italy dan Jerman (yang menyakitkan...), walaupun saat itu sudah termasuk ramai, Citos nggak seramai pas final!
Waktu mau pulang pun, antrian mobil mau keluar penuh sesak. Gue nunggu sejam supaya bisa keluar.
Auf wiedersehen.....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
9 comments:
Sebegitu nafsukah Jerman untuk menguasai Piala Dunia, sampai2 :
-menyalahkan Italia untuk bermain catennacio,sdangkan tak ada yg salah akan hal itu?
-bersikap luar biasa angkuh sampai merendahkan tim sekelas Ukraina yg sebenarnya patut diwaspadai?
-bersikap terlalu naif,sampe2 menganggap kartu merah adl hal yg baru di lapangan?
-menuduh Grosso melakukan diving,padahal kakinya sangat jelas dijegal di kotak penalti?
-mengatakan ekspresi kesakitan "real" sebagai akting "kelas piala Oscar"?
-MATERAZZI BANTAH HINA IBU ZIDANE
Defender Italia Marco Materazzi memang telah mengakui kalau dirinya melontarkan hinaan pada Zidane.
"Sy mmg menghina dia,itu benar adanya.Tapi itu adalah kalimat hinaan yg bisa Anda ucapkan sepuluh kali dan kalimat tsb selalu beterbangan di atas lapangan,"ungkap bek tangguh yg bermain di klub Inter Milan ini seperti dikutip AFP,kemarin.
Zidane dan Materazzi terlihat saling melontarkan kata2 saat pertandingan final PD 2006 tersisa 10 mnit di masa perpanjangan waktu babak kedua. Stlh smpt membantah kalau dirinya menyebut Zidane sbg teroris,Materazzi juga menolak kalu dirinya dituduh menghina ibu Zidane.
Slh satu harian di Italia, Corriere della Sera mengatakan bahwa kalau ibu Materazzi meninggal saat ia berusia 14 tahun,sehingga kecil kemungkinan ia mngejek seseorang dgn membawa-bawa sosok ibu. "Saya juga tak menyebut ibu Zidane.Buat saya ibu adalah sesuatu yg suci dan sakral," bantah Materazzi.
Ditambahkan bek yg mnyumbang 2 gol di final PD itu,hinaan yg dilontarkan ke Zidane itu karena merasa kapten Prancis itu terlalu arogan.
"Sy memegang bajunya..hanya beberapa detik,lalu dia membalikkan badan ke arah saya dan mengeluarkan kalimat bernada mengejek,melihat ke arah saya dgn tatapan super arogan,atas dan bawah(sambil berkata): kalau kamu menginginkan kaus saya,kamu bisa mendapatkannya nanti," tutur Materazzi.
-mencuri simpati dunia sbg tuan rumah PD 2006 dgn mengagung-agungkan selama2nya kemenangan "juara tiga" Jerman atas Portugal,dan berusaha menutup mata bahwa mereka telah dikalahkan oleh Itali,dan Itali menjadi juara dunia?
-memberitakan berita2 di media Jerman mereka dgn bernada melecehkan Itali dan selalu berdalih dgn ucapan : "jerman yg begini...jerman yg begitu..."
How about just trust that Italy is BETTER than Germany?
-----------------------------------------------------
be sportive!
Yah, walaupun gua lebih suka Perancis, tanpa alasan yang jelas, Italia memang layak juara sih.
hahaha.....
liat tuh kata tmn lo!
Namanya juga fanatik, mbak.
GPP lah gue emosi dikit ama Italy...
Ok, deh. Italy is much better than any team in the world!
Satisfied?
gw gak peduli siapa yang jadi juara dunia 2006 setelah brazil tumbang di tangan perancis..
tapi waktu final gw taruhan jagoin perancis karena bisa ngalahin brazil (which is jagoan gw..)
eh taunya perancis kalah...
perancis kalah = kalah taruhan = traktir nomat...
hidup brazil..!!
Jerman memang bagus, ditangan Klinsi Jerman tampil menyerang dan bermain cepat, tidak seperti Jerman yang dikenal banyak orang yang bermain dengan tempo lambat dan membosankan. Jerman sendiri sebenarnya tidak pantas berada di semifinal, karena keberhasilan mereka sedikit banyak dibantu oleh wasit. Berap banyak keputusan wasit yang merugikan Jerman? Jerman kontra Italia pantas dimenangkan Italia karena taktik yang diterapkan pelatihnya lebih efektif dibandingkan taktik Jerman, dan dua gol yang diraih Itali adalah gol murni dari ke-efektifan penyerangan yang dilkukan Italia. Permainan bertahan adalah taktik yang dipilih Lippi dan terbukti berhasil. Italia kontra Prancis juga bukti bahwa behkan taktik bertahan bisa membawa Italia menjadi juara dunia. Jangan salahkan kartu merah Zidane ataupun provokasi Materazzi, karena walaupun dengan 11 pemain terbukti Prancis hanya bisa mencetak gol lewat titik pinalti. Dengan kehadiran Zidane saat adu pinalti juga belum tentu memenangkan Prancis, kehadiran Zidane belum tentu membuat Trezeguet dapat melakukan tendangan pinalti yang baik. Semua sudah terjadi, Italia juara dunia, Prancis runner-up, Jerman juara tiga, tidak ada yang bisa merubah kenyataan yang ada. From Hooligans to tifosi, CONGRATS!!
ck..ck..
berbakat jadi komentator nih..
ooo.. apa yang terjadi
terjailah..
yang ia tau hanyalah menyambung nyawaaa....
Negara orang diurusi...
Urus negara sendiri, Sea Games di Qatar sudah dekat tuh.
Akhirnya indonesia mengirimkan wakilnya setelah bertahun-tahun vakum.
Persiapannya juga cukup matang dan bagus, sampe ke Belanda...
Mudah2an tidak memalukan lagi...
Hidup Timnas U-23 Indonesia,
Hidup PSM...
Post a Comment