Monday, April 18, 2005

Next time, think before unzipping!

Saya yakin hampir tidak ada yang mengenal siapa itu Asia Carrera. Terutama mereka yang berbudi luhur dan bermoral tinggi. Tetapi bagi yang suka menonton film biru (baca: film porno) nama Asia Carrera seharusnya bukan lagi menjadi nama yang asing untuk mereka. Bukan, ini bukan tentang kemolekan tubuhnya dan kelihaiannya bercinta di atas ranjang dalam adegan demi adegan. Tetapi ini tentang satu hal yang berkaitan dengan penyebab kematiannya beberapa waktu silam, yaitu AIDS.

Saya sempat kaget ketika teman saya mengatakan ,

“Asia Carrera kan ‘dah mati!”,

ketika kami sedang berada di lab biokimia bercakap-cakap tentang film biru. Padahal baru saja saya menonton beberapa filmnya beberapa hari sebelumnya. Dan ketika saya sedang menontonnya, saya berpikir,

“Ni orang pa kabarnya ya? Pasti sekarang dia lagi menikmati syuting demi syuting yang dia lakukan. Atau mungkin dia lagi menikmati uang demi uang yang mengalir ke kantongnya? Either way, damn!”.

Saya kaget, bukan lantaran tidak menyangka dia akan terkena AIDS. Tetapi karena tidak menyangka akan secepat itu dia meninggal tanpa sempat mencicipi “jerih payahnya” lebih lama lagi. Seketika itu terbayang di pikiran saya betapa mengerikannya “Heaven’s judgement”. Dan yang membuat saya lebih kaget lagi, kok bisa-bisanya saya, walau hanya sesaat, sempat merasa iri kepada Asia Carrera.

AIDS telah menjadi masalah serius di dunia ini. Ok,mungkin kita semua sudah bosan mendengarnya. Seperti bahasa salonnya,"udah basi gitu loooh!". Semua orang sudah tahu dan sadar. Namun sampai sekarang sepertinya tidak banyak orang yang menaruh perhatian serius pada penyakit yang satu ini. Kalaupun ada, mereka sepertinya hanya sok peduli, melepas tanggung jawab ini kepada orang lain, atau bahkan memberikan toleransi terhadap hal-hal yang satu ini. Iklan anti AIDS yang sering ditayangkan di TV, bagi saya terdengar seperti ini:

1. No free sex!
Yaaaah, kalau gak tahan ya sudah, gak apa-apa. Paling nggak...
2. Setia sama pasangan.
Masih gak bisa juga? Yo wes, gak apa-apa. Yang penting...
3. Kondomnya dipake!

Seharusnya di iklan berikutnya, ditambah point nomor 4:

4. Before making love, pray like this:
God, you know it would taste better without condom. Just don’t mess us with this HIV thing, will Ya’!

Orang-orang dewasa sekarang lebih suka menyibukkan diri menasihati para generasi muda dengan masalah yang sangat konyol, yaitu Narkoba. Mereka mencoba mengalihkan perhatian kita dari masalah AIDS yang menurut mereka agak tabu untuk dibicarakan. Terutama bagi orangtua terhadap anak-anaknya. Semua orang juga tahu, narkoba itu udah gak enak,dosa pula. Basiiiiii! Hanya orang-orang imbecile yang tidak tahu. Seperti kata sahabat saya, “Kalau mau (berbuat) dosa, ya yang enak donk!”. Ya, yang enak! Seperti free sex yang merupakan trend terselubung yang paling digemari saat ini. Trend yang dari dulu mungkin sudah dijalani oleh beberapa orang dewasa sekarang ini di masa mudanya, yang membuat mereka tidak dapat menasihati generasi muda tentang bahaya free sex karena mereka sendiri melakukannya. Trend yang paling sering diangkat ke permukaan sebagai suatu masalah serius, tetapi dengan terpaksa harus tenggelam kembali karena terdesak oleh isu ketabuan, HAM, dan toleransi-toleransi konyol lainnya sebagai alasan untuk menghindar. Ya, nikmat memang. Apalagi jika bisa bermain aman dan pada akhirnya bisa menghindari semua resikonya. But do you think Heaven’s judgement only happen on earth? So how will you face your afterlife?

Sobat-sobatku semua,seperti kata petuah bijak di film “Alfie”,

“Next time, think before unzipping!”

7 comments:

Anonymous said...

cool...
tapi, btw, sekarang juga orang2 pada sosialisasi soal bahaya AIDS kok, nggak cuma narkoba..
gue jadi inget, waktu sma gue pernah ke seminar tentang bahaya AIDS gitu, dan si pembicara itu sendiri ngidap AIDS.. sekarang udah 5 taunan dari waktu itu, mbak itu gimana kabarnya ya? mudah2an dikasi jalan yang terbaik...

ikram said...

Yang paradoks itu, iklan layanan AIDS di MTV (atau manapun) yang disponsori kondom Fiesta. Pake rasa, pula. Itu kan sama aja "menganjurkan". Mereka emang kasih tiga jurus mencegah AIDS, tapi sebenernya yang paling mereka prefer buat kita lakukan adalah yang jurus nomer tiga! Pake kondom, biar produk gua laku!


Di lab biokim kok malah ngomongin bokep to ya maaas...

Nod-nya Tea said...

Hehehehehe......
Emangnya lo sendiri penganut free sex ya? kalo lo bukan penganut free sex berarti apa dong menurut lo dosa yang paling enak? Semua orang kan pasti berdosa (You're not Jesus right?), jadi so far apa sih perbuatan dosa yang paling enak yang pernah lo lakukan?? As for myself, I'm happy to be a virgin, i'm happy not taking drugs, and perhaps the best sin was watching porn so far. Hehehehehehe..... nice blog bro' keep it up

Anonymous said...

MENDINGAN JUGA PAID SEX...
daripada free sex...

ANDRE said...

To Dinda: Tapi tetap aja, sosialisasi AIDS gak sebanyak sosialisasi narkoba. Di buku tulis aja ditulis" pake narkoba, nggak deh". Kalo ditulis "free sex, nggak deh" mereka takut jangan-jangan yg tadinya gak tau apa itu free sex jadi tau.

To Ikram: Mau gimana lagi ya, namanya juga strategi pemasaran. Do you have any oher suggestion for the advertisement?

To Ode: Semua dosa mah enak, atuh. Tapi dosa yang nggak (belum?) gue sesali itu yaaa watching porn movies. Huehehehe

To edith-chan: Gw bersyukur masih ada cewek yang mau gratisan buat ML. Bukannya niat loh..... Tapi kalo musti bayar kan gawat juga. Sebegitu rendahkah?

Nod-nya Tea said...

What the hell happened to ci vis pacem?? See, i told you eternal sunshine of the spotless mind is a great movie, it deserves an award

Anonymous said...

cool, notes nya gua copy ya sekedar buat nasehat k tmn2, two thumbs up