Thursday, June 16, 2005

Nuclear Weapon as a Unifying Influence

Jika mendengar frase “bom nuklir”, pastilah yang terbayang di benak kita semua adalah suatu jenis bom yang mempunyai kekuatan penghancur maha dashyat. Setiap kali membayangkan kekuatan penghancurnya pastilah akan muncul pikiran-pikiran yang menjurus ke perang nuklir. Tidak ada orang yang setuju dengan perang nuklir. Siapa yang tidak ngeri membayangkan akibat dari ledakkannya?

Atas dasar pemikiran itulah maka banyak bermunculan gerakan-gerakan yang mendukung nuclear disarment (pereduksian senjata nuklir). Dengan getolnya mereka (you know who…) menyerukan semangat untuk mulai melakukan proses pelenyapan senjata nuklir dari muka bumi ini. Salah satu usulan program yang mereka canangkan adalah membangun hubungan multilateral untuk mulai mengurangi produksi hulu ledak senjata nuklir (nuclear warhed) di setiap negara yang memilikinya, lalu mulai melenyapkan persediaan senjata nuklirnya (dengan cara, misalnya, mengirimkannya ke luar angkasa) sampai akhirnya tidak ada negara di muka bumi ini yang memiliki senjata nuklir.

Maksudnya sih bagus. Sangat mulia! Tetapi menurut saya ini tindakan yang konyol.

Yang ada di benak saya justru sebaliknya. Yang seharusnya masing-masing negara lakukan adalah nuclear deterrence, yaitu peningkatan produksi senjata nuklir sebagai alat perdamaian.

Alasan saya begini…

Apakah perang nuklir pasti akan terjadi? Belum tentu… Justru mungkin tidak akan pernah terjadi. Semua pemikiran tentang perang nuklir berawal dari kalimat-kalimat yang diawali dengan kata “andaikata”;

“Andaikata suatu saat Cina sangat kesal dengan Amerika, mungkin Cina akan langsung menghujamkan bom nuklirnya ke tanah Amerika”.

Nah, ketakutan-ketakutan seperti inilah, dimana setiap orang menjadi semakin memikirkan lebih dan lebih lagi tentang bom nuklir, yang justru akan meningkatkan kesadaran setiap orang dan setiap bangsa akan pentingnya bekerja sama secara positif dengan bangsa lain. Dengan adanya senjata nuklir, setiap bangsa akan berusaha untuk tidak membuat marah bangsa lain, sehingga perang nuklir pun dapat dicegah.

Jika suatu negara mempunyai senjata nuklir, maka negara lain, yang walaupun juga mempunyai senjata nuklir, akan berpikir dua kali untuk menyerang bangsa tersebut apabila terjadi konflik di antara keduanya. Pastilah perang akan terhindarkan, karena pada dasarnya tidak ada bangsa yang menginginkan rakyatnya menderita karena serangan nuklir lawan. Walaupun negara aggresor tersebut mempunyai senjata nuklir yang lebih banyak daripada lawannya, tetapi mustahil baginya untuk tidak terkena ,walaupun sedikit, senjata nuklir dari lawannya tersebut. Ingat, dalam perang yang menang jadi arang yang kalah jadi abu. Inilah pentingnya keeping nuclear weapon as a tool to discourage war.

Bagaimana jika nuclear disarment ternyata bisa tercapai? Ok, andaikata seperti itu berarti , sesuai kesepakatan, tidak ada negara lagi yang mempunyai senjata nuklir. Tetapi siapa yang berani menjamin semua negara akan mutlak tunduk pada kesepakatan tersebut? Andaikata ada badan yang mengawasinya, siapa yang berani menjamin tidak akan ada negara yang diam-diam mengembangkan senjata nuklirnya saat negara-negara lain terlena dengan kedamaian tanpa nuklir tersebut? Dan jika negara tersebut sudah berhasil mengembangkan senjata nuklirnya, siapa yang berani melawannya? Siapa yang dapat menjadi kekuatan penyeimbangnya? Yang terjadi justru negara tersebut akan menjadi penguasa tunggal dunia dan bertindak semena-mena. Amerika yang sekarang pun, walaupun bisa bertindak semena-mena, masih takut kepada negara-negara di asia yang mempunyai senjata nuklir. Di sinilah pentingnya nuclear weapon as a tool to counterbalance.

Jadi, daripada mengharapkan setiap negara untuk melakukan nuclear disarment, lebih baik setiap negara mengembangkan senjata nuklirnya masing-masing. Tapi harus tetap diingat akan jumlah maksimum senjata nuklir yang boleh dimiliki, agar tidak terjadi bencana akibat kelalaian dalam penanganan, dengan cara melalukan nuclear maintenance, yaitu kesepakatan untuk menetapkan jumlah maksimum hulu ledak nuklir yang dapat dimiliki oleh suatu negara. Sambil tak lupa untuk mengembangkan suatu anti-nuclear defense system, yaitu suatu sistem pertahanan anti nuklir yang prinsip kerjanya adalah melumpuhkan bom nuklir yang diluncurkan oleh negara aggresor, kalau-kalau hal terburuk terjadi.

Saya bingung. Apakah Indonesia seharusnya juga ikut memiliki senjata nuklir? Saya takut kalau-kalau bom-bom tersebut meledak di tanah kita karena payahnya kualitas sumber daya manusia bangsa kita.

Sobat-sobatku semua,
Don’t pray for an easy life. Pray to be a strong person.

7 comments:

Anonymous said...

hahahaha,
hebat,dre... hebat juga sudut pandang lo... gw ga nyangka...
tapi pendapat lo boleh juga...kalo semua bisa punya nuclear weapon, bisa rame nih dunia kalo perang...
tentang indonesia?? maybe you should start thingking to build (y)our nuclear weapon...

Anonymous said...

dude, ok lah, usul lu juga cukup 'mulia'
tp yah... bikin aturan jumlah maksimum senjata nuklir yg bisa diproduksi?
whoa, i doubt it, seriously. gila, itu risky banget lha...
klo menurut g sih yg namanya senjata nuklir tetep aja deh jgn di develop abis2an.
man, tujuan baik apapun, masih banyak juga orang jahat di dunia ini yg bisa aja iseng make tuh senjata
bwt either ngapain kek padahal udah ada sejibun law ttg senjata nuklir.
lha wong nuklir juga ga mempan ama alien kan? at least yg g tonton di ID4.
mendingan yah, mikirin gimana caranya membrantas kemiskinan khususnya di asia plus AFRIKA.
gyahahahaha classic huh?
oh iya, jg gmn caranya wujudin perdamaian tanpa harus pake senjata nuklir
tp pake cara pembrantasan 'biasa' so that rwandan women won't be raped everyday!

ANDRE said...

belut_listrik: tenkyu tengkyu...

you said."kalo semua bisa punya nuclear weapon, bisa rame nih dunia kalo perang..."
Kalo perang kan? Setelah memikirkan akan keberadaan senjata nuklir ini, masih adakah yang mau perang nuklir?

my own nuclear weapon? waddya mean?

steve: siapa yg bilang harus didevelop "abis-abisan"?
kok gila?
kok risky?
Kalo emang sanggup dan punya tujuan, kenapa nggak?
Siapa yang bilang mau dipake buat ngelawan alien?

you said, "yg bisa aja iseng make tuh senjata
bwt either ngapain kek padahal udah ada sejibun law ttg senjata nuklir"
Tapi belum terjadi kan, steve? Itu karena ada law yang lo singgung itu.

you said,"jg gmn caranya wujudin perdamaian tanpa harus pake senjata nuklir"
Wujudin perdamaian tanpa senjata nuklir?
bisa aja sih.
Tapi itu kan sama aja kayak berharap supaya hidup ini berjalan selalu mulus dan fine fine aja. Kita juga gak bisa berharap semua orang mau dan sungguh-sungguh berniat mewujudkan perdamaian.
Ingat, don't pray for an easy life. Pray to be a a strong person.
btw, gue gak bilang kalo senjata nuklir harus "dipake" (baca:diledakkan). It's "existence" is enough to be used as a tool to discourage war or to counterbalance.
Ketika nuklirnya sudah diledakkan, it won't be a peace-keeping tool anymore.

btw, thanks for the comment.

ikram said...

Kalo kata gua sih, riskan sekali membiarkan negara-negara punya senjata nuklir. Orang dilarang aja, masih pada punya (ehm, yang ngelarang itu kan AS, dia maunya dia seorang aja yg punya nuklir)--apalagi kalo dibolehkan?

Dan nanti, apa nggak penasaran, lebih canggih mana nuklir Indonesia sama punya Malaysia? Cara mengetahuinya ya dites. Ribut2 soal Ambalat (atau apapun) terus langsung deh mengancam pake nuklir.

Perang akan gampang sekali tersulut.

Tapi ya namanya teknologi, tergantung pemakainya siapa dulu sih.

Niii, gua kasih komen!

ANDRE said...

still disagree with you, krom

Nod-nya Tea said...

Dimana-mana yang namanya senjata pemusnah massal itu ga baik kalo dipake, cuma disimpen juga ga baik, mana tau nanti ada orang yang psycho berat nyolong tu nuclear warhead and use it to destroy earth?
But even if there were going to be a nuclear war, have no fear my so critical cousin, for we are not in this world when the world faces the armageddon :)

Anonymous said...

hmm...........
senjata nuklir.........
ga pa pa dimusnahkan......
tapi jangan musnahkan bom-bom biologisnya........
huehehehehehehe.............
dia pake nuklir panas, kita pake anthrax........
seru khan???